Subscribe

Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Selasa, 20 Januari 2009

Perlunya Standar yang Baku Buat Soil Investigation

Tidak terasa gue dah hampir 3 bulan kerja di Rumah C. Bagi yang ga taw Rumah C, gue ceritain dahulu sekilas tentang Rumah C. Rumah C adalah sebuah paviliun di Jalan Ganesha No 15. Di nomor 15 B terdapat PT. LAPI ITB, dan Rumah C berada di sebelahnya. Rumah C sebenernya milik LAPI ITB dan kita hanya menyewa saja. Rumah C yang gue tempatin adalah semacam konsultan geoteknik dibawah naungan Pak Masyhur.

Selama gue bekerja disini, gue merasakan belum adanya standar yang baku dalam soil investigasi dan desain geoteknik bagi gedung dan infrastruktur di Indonesia. Maksud gue seperti bagaimana pengambilan sample tanah, SPT, CPT, tes laboratorium, atau penentuan parameter tanah, belum ada standar yang bener-bener baku. Kualitas dari hasil investigasi dan desain yang dihasilkan belum memiliki kualitas mutu minimum yang sama.

Sehingga yang terjadi (menurut gue loh), engineer menggunakan angka keamanan yang tinggi yaitu > 2.5. Hal ini disebabkan kurang percayanya engineer dengan para bor masternya.

Tapi akan terjadi hal yang berbeda ketika yang melakukan soil invesigation itu ada bor milik sendiri. Para engineer umumnya menjadi lebih berani untuk menggunakan angka keamanan yang lebih kecil. Apalagi buat engineer yang merasa pelaksanaan soil investigation yang dilakukan telah benar sesuai dengan standar ASTM (Standar amerika yang umum dipakai di Indonesia)

Dengan kondisi yang seperti ini, gue ngerasa adanya rasa tidak percaya antara sesama praktisi geoteknik. Amat sangat bagus klo nantinya organisasi seperti HATHI membuat standar yang baku buat soil investigation

5 komentar:

Sahadewa mengatakan...

Assalamualaikum

Bagus ini blognya. Dari dulu aku juga pingin bikin blog beginian tapi kok waktunya malah gak ada terus hehehe.

Gimana mau percaya sama bor master kalau di dalam core kedalaman 70 meter ditemukan puntung rokok? hehehe.

Wassalamualaikum

PS: Keep on blogging ya :)

VaILiXI mengatakan...

Assalamualaikum..

Iya,, lucu sekali klo core 70 m ada puntung rokok.. Mungkin pas ngebor sampe kedalaman 60 m ngerokok dulu dekat lubangny, capek..

Eh,, pas buang puntung rokok, masuk kedalaman bornya..

Wassalamualaikum

Anonim mengatakan...

us, angka keamanan 2.5 tuh darimana?
codenya apa yak? bisa disamain gak ama offshore?

kalo gw di API tuh,
make safety factor pile 2 buat kondisi operation n 1.5 buat storm

CMIIW...

-newbie engineer

VaILiXI mengatakan...

Angka keamaan biasanya ada anjuranny. Klo dibaca dibuku ada anjuranny tergantung pake negara mana sistemnya.. Tp biasany engineer punya justment sendiri mengenai FSnya..

Biasany klo Offshore pake angka keamanan yang cukup rendah, apalagi biasany yang soil investigasiny FUGRO, perusahaan minyak2 gitu percaya banget ma mereka..

Dan apalagi ditambah lagi dengan dilakukannya Pile Driving Analysis, biasanya dapat menambah kepercayaan dari engineer untuk menggunakan angka keamanan yang lebih kecil, mungkin <1.5.

kykny sperti itu aja dari gue,,

mungkin yang laen ada yang nambahin

Anonim mengatakan...

kayaknya gak deh

gak kurang dari 1.5 (kondisi ekstreem)

(sejauh yang gw tw,,)

perusahaan oil comp.
biasanya dah punya general specification masing2..
nah dari situh biasanya dikasi tw
si owner mw berapa safety factor
n buat (lagi2) oil comp. refer to API..(code di indo), DNV (code di eropa kalo gak salah)

n kalo bisa tampilin us teorinya
dari om braja m. das..

biar angka (the magic number) 2.5 bisa keliatan darimana..


CMIIW,,
newbie engineer